Kamis, 09 Juni 2016

Mimpiku



Mimpiku dimalam ini malam ke 5 bulan ramadhan 2016 adalah bisa menjadi manusia yang lebih sabar lagi, sabar dalam segala hal, karena sabar adalah kunci kebahagiaan hidup, kunci kelengkapan hidup, tanpa rasa sabar maka hidupmu akan tidak bahagia dan tidak akan pernah merasa lengkap. Kenapa tanpa sabar hidupmu bisa tidak bahagia? Karena tanpa rasa sabar maka kamu akan merasakan kesengsaraan hidup yang amat dalam ketika kamu harus menghadapi suatu masalah yang sangat sepele misalnya bajumu yang sobek. Masalah baju sobek padahal cuman masalah biasa saja tapi itu bisa menjadi suatu masalah yang amat luar biasa ketika kamu tidak merasa sabar. Masalah baju yang sobek bisa saja menjadi suatu kiamat yang menakutkan untuk hidupmu kan? Namun hal itu akan berubah ketika kamu bisa bersabar, dengan bersabar kamu akan bisa mengkontrol pikiranmu, dengan pikiran yang masih dapat dijangkau atau bisa dikendalikan maka masalah apapun dalam hidupmu insya allah akan ada jalan keluarnya. Maka walaupun bajumu sobek atau bajumu hilang kamu akan dapat mencari jalan keluar untuk keluar dari masalah tersebut
Dan dengan sabar juga kamu akan merasakan hidupmu lengkap. Percaya atau engga ketika kamu tidak sabar maka semua penyakit hati akan menghampiri, penyakit iri terhadap semua keberuntungan yang orang lain dapatkan, dan itu sering saya rasakan, entah itu untuk hal yang sangat sepele sekali, misalnya ketika temanku bisa pulang lebih cepat saja bisa bikin aku iri setengah mati, dan ketika iri itu menyerang maka harimu akan kacau, karena kau kehilangan konsentrasimu untuk mencapai hari yang membahagiakan. Padahal dengan sabar maka kamu akan merasakan hidupmu lengkap. Karena engkau yakin bahwa setiap orang sudah mempunyai alur bahagianya sendiri dan suatu saat nanti kau akan mendapatkan bagian sesi kehidupanmu yang indah seperti mereka

Jumat, 27 Mei 2016

tugas laporan studi banding



LAPORAN STUDI BANDING
UNIT REKAM MEDIS RS SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTER







Disusun Oleh;
Karina Utami
NIM P2.06.37.15.015





KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
2016


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya Laporan Studi Banding Mahasiswa Ke Unit Rekam Medis Santosa Hospital Bandung Center merupakan agenda kegiatan dalam kurikulum yang dipersyaratkan kepada mahasiswa untuk dapat melaksanakan Praktik Klinik (PK) I Pada Semester 2 Program Studi Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tasikmalaya Kampus Cirebon.
Dalam penyusunan laporan ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1.    Direktur Santosa Hospital Bandung Center
2.   Bambang Karmanto,SKM,Mkes, Ketua Program Studi Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan.
3.   Kepala Unit Rekam Medis Santosa Hospital Bandung Center.
4.   Seluruh karyawan dan karyawati Santosa Hospital Bandung Center
5.   Seluruh pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya penyusunan laporan studi banding yang tidak apat penyusun sebutkan satu persatu
Semoga laporan studi banding ini dapat memberikan manfaat dan kemajuan bagi Program Studi Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tasikmalaya Kampus Cirebon.


Cirebon, April 2016


                                   
                                                                                    Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG
Rekam medis telah berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Rekam medis pada abad ke 21 sekarang ini, paradigmanya sudah mulai berubah. Tidak hanya  secara  manual, tetapi sudah  mengarah secara komputerisasi dengan pengelolaan data terpusat. Pengalokasian tenaga rekam medis yang sekarang disebut sebagai Administrator Manajemen Informasi kesehatan (AdMik), telah diatur dalam Kemenkes 377 sebagai tenaga Ketekhnisian Medis. Pengelolaan Rekam Medis didasarkan pada Undang Undang Nomor 36 Tahun  2009 tentang Kesehatan, Undang Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan PERMENKES RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis. Dasar hukum penunjang  yang  lain adalah Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis di RS, Kepmenkes No. 377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, serta Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik 11/2008 tanggal 25 Maret 2008. 
Upaya meningkatkan penyelenggaraa rekammedisterus dilakukan. Penyelenggaraan rekam medis yang kurang baik akan berdampak pada tidak teraturnya pencatatan dan penyimpanan rekam medis pasien, sulitnya melakukan analisa mengenai pelayanan  yang  telah diberikan, dan akibat lebih jauh dari  itu semua akan berujung  pada perencanaan pelayanan kesehatan yang kurang optimal.
Upaya  meningkatkan  motivasi petugas rekam medis  menjadi  salah satu cara dalam  rangka  meningkatkan  penyelenggaraan rekam medis di fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu bentuk  nyata dari  upaya  yang  telah dilakukan  pemerintah  adalah melalui penyelenggaraan jabatan fungsional bagi tenaga rekam medis. Kebijakan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) Nomor 135/Kep/M.PAN/12/2003 tanggal 3 Desember 2002 tentang Jabatan Fungsional Perekam Medis dan Angka Kreditnya. Kebijakan tersebut lebih lanjut diatur dalam Keputusan Bersama Menteri Kesehatan (Nomor 048/MENKES/SKB/2003) dan Kepala Badan Kepegawaian Negara (02 Tahun 2003), yang berisi Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekam Medis dan Angka  Kreditnya.
Sampai saat ini pelaksanaan kedua keputusan  tersebut masih belum optimal. Untuk mendorong optimalisasi peran dan fungsi tenaga perekam medis perlu pendalaman wawasan tentang  profesi perekam medis melalui materi perkuliahan di kampus sejak dini. Penjelasan tentang kompetensi perekam medis  didasarkan pada  Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.05/III/2198.1/2011 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Tenaga Kesehatan Untuk Diploma III  Rekam Medis dan Informasi Kesehatan meliputi kompetensi utama, pendukung dan lainnya yang disempurnakan menjadi 1) Pengelola (Manajer Unit Kerja Rekam Medis), 2) Care Provider (Pengelola Sistem Informasi Kesehatan), 3) Clinical Coder (Pengode Diagnosis dan Tindakan Medis), 4) Mitra Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan dan 5) Mitra Peneliti.
Seiring dengan  kesepakatan global tentang pasar bebas ASEAN menuntut adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu tenaga perekam medis. Tenaga perekam medis yang berkualitas harus dimulai dengan proses pendidikan yang berkualitas agar menghasilkan tenaga rekam medis yang siap pakai, memiliki kemampuan sesuai kompetensi yang  persyaratkan.  Hal tersebut akhirnya berdampak pada daya saing tenaga rekam medis.
Menyikapi hal tersebut, Program Studi Perekam dan Informasi Kesehatan (PIKES) Cirebon Politeknik Kementerian Kesehatan Tasikmalaya telah merancang program pendidikan yang  berorientasi  pada  lulusan  yang  nantinya  harus memiliki daya saing di tengah persaingan  globalisasi  tenaga  kesehatan. Salah satu bentuk metode pembelajaran yang dilakukan adalah melalui kunjunganlapangan ke fasilitas pelayanan kesehatan (Rumah Sakit) untuk memberikan wawasan, pengenalan, dan pengalaman nyata tentang penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit.
Santosa Hospital Bandung Central merupakan salah satu rumah sakit yang telah bekerjasama dengan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya. Penyelenggaraan rekam medis di Santosa Hospital Bandung Central dapat dijadikan sebagai sarana/media pembelajaran bagi mahasiswa secara nyata sesuai dengan teori yang sudah diberikan di kelas.Berdasarkanhal tersebut diatas,maka kami bermaksudmelakukan kunjungan lapangan/orientasi lapangan bagi mahasiswa semester I sebelum mereka menjalani praktik klinik I (PK I) di beberapa rumah sakit.

B. TUJUAN
1.TujuanUmum:        
            Memberikangambaransecarautuhkepadamahasiswatentangpenyelenggaraan rekammedisdi Rumah Sakit
2. TujuanKhusus:
a.      Mengetahui penyelenggaraan rekam medis di Tempat Pendaftaran pasien Rawat Jalan (TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN)
b.     Mengetahui penyelenggaraan rekam medis di Tempat Pendaftaran pasien Rawat Inap ( TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RAWAT INAP)
c.      Mengetahui penyelenggaraan rekam medis di Tempat Pendaftaran pasien Gawat Darurat (TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN GAWAT DARURAT)
d.     Mengetahui penyelenggaraan rekam medis mulai dari assembling, koding, indeksing, analising, reporting, dan filling
e.      Mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan dalam penyelenggaraan rekam medis
f.      Mengetahui sistem informasi/aplikasi yang digunakan dalam penyelenggaraan rekam medis
g.     Mengetahui perkembangan penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit



C. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat kegiatan yang dapat diambil dari kunjungan lapangan secara umum adalah mahasiswa dapat mengetahui Sistem Manajemen Pelayanan Rekam Medis dan Informasi kesehatan di Santosa Hospital Bandung Central.
Sedangkan manfaat kegiatan secara khusus yang dapat diambil dari kunjungan lapangan ini adalah mahasiswa mengetahui:
a.      Sistem identifikasi pasien (penamaan dan penomoran).
b.     Sistem Penjajaran Rekam Medis di Santosa Hospital Bandung Central
c.      Sistem penyimpanan, dan penyusutan Rekam Medis di Santosa Hospital Bandung Central.
d.     Sistem dan prosedur Pelayanan di TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN dan IRJ Santosa Hospital Bandung Central.
e.      Sistem dan prosedur pelayanan di  TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RAWAT INAP dan IRI Santosa Hospital Bandung Central.
f.      Sistem dan prosedur pelayanan di TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN GAWAT DARURAT dan IGD Santosa Hospital Bandung Central.
g.     Sistem dan prosedur Pengelolaan data Rekam Medis Santosa Hospital Bandung Central.












BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil RS Santosa Hospital Bandung Center
Santosa Hospital Bandung Central adalah Rumah Sakit swasta yang telah diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) pada tanggal 4 November 2006. Rumah sakit ini termasuk kedalam anggota PT Sanbe Prakarsa Husada.
Berdiri di lahan seluas 13 Ha dengan luas bangunan 40.470 m2 . Santosa Hospital terdiri dari 9 lantai dan 2 basement untuk parkir. Selain itu juga memiliki kapasitas 400 tempat tidur berstandar internasional. Dilengkapi dengan peralatan medis canggih dan didukung oleh lebih dari 200 dokter, diantaranya 60 dokter  fulltime , tenaga medis dan paramedis yang terlatih dan profesional.Rumah sakit ini terletak di Jalan Kebonjati Nomor 38 Bandung. Dengan dr Tammy J Siarif SH Mhkes sebagai PLT Direktur di Rumah Sakit  Santosa Hospital Bandung Center.
Rumah sakit ini merupakan Rumah sakit swasta dengan akreditasi A. Rumah sakit ini  telah melalui akreditasi JCI (Joint Commission International)  selama 2 kali berturut-turut dan tengah mempersiapkan diri untuk melaksanakan akreditasi JCI untuk kali ke 3 pada tahun 2017.
Rumah Sakit Santosa memiliki banyak keunggulan dibandingkan Rumah sakit lainnya, antara lain: disediakannya studio apartemen untuk anggota keluarga pasien yang ingin menginap,namun jika studio apartemen telah penuh maka Rumah sakit siap untuk membantu keluarga pasien mencari hunian hotel yang dekat dengan Rumah sakit, selain itu Rumah Sakit Santosa memiliki healing garden yang terletak di lantai 4 dan lantai 9, healing garden dilantai 4 dibangun untuk para ibu hamil yang sedang menunggu waktu kelahiran sang bayi. Pembangunan healing garden ini bertujuan untuk memberikan sebuah ruang terbuka hijau untuk pasien merefreshingkan diri mereka tanpa harus keluar dari lingkungan Rumah sakit. Dan juga Rumah Sakit Santosa ini memiliki hellypad sebagai lahan untuk trasportasi udara bagi pasien.
Selain keunggulan dalam fasilitas Rumah Sakit Santosa ini juga memberikan layanan prima bagi pasiennya. Dengan moto “Friendly and Caring” maka semua petugas kesehatan diRumah Sakit tersebut harus melayani pasien dengan sepenuh hari dan ramah.
Rumah Sakit Santosa ini memiliki beberapa program pengobatan unggulan antara lain: Pengobatan Katarak dengan bedak Fakoemulsifikasi, Sport Medicine Center, Klinik Spesialis Fisiologi Olahraga, Cardiac Centre (Pusat Pengobatan Penyakit Jantung & Pembuluh Darah), Minimally Invasive Surgery (Bedah Laparoskopi) dan Skin Health & Beauty Centre , Neuroscience Centre (Pusat Pengobatan Penyakit Saraf & Stroke), Cardiac Centre (Pusat Pengobatan Penyakit Jantung & Pembuluh Darah)




















B. Rekam Medis RumahSakit Santosa Hospital Bandung Center

Rekam medis di Santosa Hospital Bandung Central memiliki sistem informasi kesehatan yang sudah berbasis electronic health. Semua data mengenai pasien terhubung secara otomatis di masing-masing melalui jaringan LAN (Local Area Networking). Semua data pasien sejak dari pasien mendaftar di RumahSakit tersebut hingga pasien pulang kembali akan terhubung dengan sebuah sistem yang bernama Santosa Care.  Jumlah karyawan rekam medis di Santosa Hospital Bandung Central adalah 48 orang dengan distribusi sebagai berikut:
Bagian
Jumlah
Supervisor
1
Koordinator
3
Staff Pendaftaran
16
 Staff Filling & Distribusi
12
Saff Scanner
3
Staff Administrasi Umum
1
Saff Assembling Ri
1
Staff Coding RJ, RI & BPJS
7
Saff Analisa Kelengkapan & Kekurangan BRM
1
Staff KLPCM
1
Staff Verifikator Asuransi
1
Staff Pelaporan & Statistik
1
TOTAL                                  
48 Orang

Dengan Supervisor Wawan Darmawan, Supervisor ini berada dibawah pimpinan  Medical Ancillary Manager.
Dengan sistem yang dimiliki oleh Rumah Sakit Santosa ini memudahkan dalam transfer data pasien dan juga dapat memonitoring pergerakan rekam medis pasien.
Pasien juga di Rumah Sakit Santosa ini menggunakan kartu sebagai pengganti KIB dengan barcode yang memudahkan petugas pendaftaran. Rekam medis pasien juga menggunakan barcode sesuai nomor rekam medis pasiennya sehingga memudahkan. Rumah Sakit Santosa ini juga menggunakan sticker yang berisi identitas pasien yang memudahkan perawat dalam pengisian rekam medis karena mereka tidak perlu untuk mengisi identitas pasien berulang ulang pada rekam medik kertas pasien.
Santosa Hospital Bandung juga melayani pasien BPJS dan kontraktor. Dalam sistem pendaftaran dan billing peserta yang termasuk BPJS, kontraktor atau peserta asuransinya dipisah agar lebih terstruktur dan sistematis sehingga tidak menghambat pasien umum lainnya.
Panduan coding yang dilakukan di Santosa Hospital Bandung untuk diagnosis adalah ICD revisi 2010 dan untuk tindakan adalah ICD-9CM. Sistem penginputan ICD dibedakan atas rawat jalan, rawat inap, pasien BPJS.












C. Laporan Hasil Studi Banding
1.     Sistem Identifikasi Pasien
Sistem penamaan dokumen rekam medis di Rumah Sakit Santosa Bandung Center menggunakan sistem penamaan langsung berdasarkan nama yang ditulis di KTP asli yang ditambah dengan tambahan singkatan yang menunjukkan status pasien seperti Ny, Tn, By, An, dan sebagainya.
2. Sistem Penomoran
Untuk sistem penomoran yang digunakan adalah Unit  Numbering System yang berarti untuk setiap pasien yang datang untuk berobat di Rumah Sakit Santosa Bandung Center diberikan 1 nomor rekam medis untuk digunakan selamanya ketika ia berobat  baik di unit rawat jalan maupun rawat inap
3 Sistem Penjajaran
Sistem penjajaran yang digunakan  Rumah Sakit Santosa Bandung Center adalah Terminal Digit  adalah sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan cara menjajarkan rekam medis berdasarkan 2 angka kelompok akhir pada rak penyimpanan. Dalam melaksanakan sistem ini, terlebih dahulu harus menempatkan rak dan dibagi menjadi 100 subrak (section), sesuai dengan dua angka kelompok akhir tersebut, dengan pembagian kelompok angka dari angka paling kanan.
4. Sistem Penyimpanan
Sistem penyimpanan di Rumah Sakit Santosa Bandung Center adalah Sentralisasi, sistem Sentralisasi adalah Penyimpanan rekam medis dimana antara rekam medis kunjungan poliklinik dan rekam medis ketika pasien dirawat dibuat menjadi satu kesatuan dan disimpan di bagian rekam medis.
5. Sistem Penyusutan
Karena Rumah Sakit Santosa Bandung Center masih berumur sangat muda, maka untuk penyustan sendiri baru 1 kali dilaksanakan. Untuk penyusutan sendiri sesuai dengan peraturan DEPKES RI. Dengan jadwal retensi arsip:



No
Kelompok
Aktif
Inaktif
RJ
RI
RJ
RI
1
Umum
5 TH
5 TH
2 TH
2 TH
2
Mata
5 TH
15 TH
2 TH
2 TH
3
Jiwa
10TH
5 TH
5 TH
5 TH
4
Orthopedi
10TH
10TH
2 TH
2 TH
5
Kusta
15 TH
15 TH
2 TH
2 TH
6
Ketergantungan Obat
15 TH
15 TH
2 TH
2 TH
7
Jantung
10TH
10TH
2 TH
2 TH
8
Paru
5 TH
10TH
2 TH
2 TH

Dan kemudian rekam medis yang sudah tidak aktif akan dipindahkan ke Basement 2 untuk efisiennya tempat penyimpanan.
6. Sistem dan Prosedur Pelayanan Di Tempat Pendaftaran Pasien Gawat Darurat
Alur pelayanan pasien di pelayanan tempat pendaftaran pasien gawat darurat dilakukan setelah pasien diberikan pengobatan terlebih dahulu oleh dokter, pendaftaran pasien dapat dilakukan oleh pendamping pasien atau penanggung jawab pasien, namun jika tidak ada pendamping pasien atau penanggung jawab pasien maka pendaftaran akan dilakukan oleh petugas yang sedang bertugas di tempat pendaftaran pasien gawat darurat.
Petugas yang bertugas di tempat pendaftaran pasien gawat darurat bukanlah orang rekam medis, melainkan orang-orang marketing, sesuai dengan SOP Rumah Sakit Santosa Bandung Center.
Tempat pembayaran di tempat pendaftaran pasien gawat darurat juga disatukan dengan pendaftaran pasien, agar memudahkan dalam proses pendaftaran
7. Sistem dan prosedur Pelayanan di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
Dalam melayani sistem pendaftaran tempat pendaftaran pasien rawat jalan Rumah Sakit Santosa Bandung Center memiliki 2 sistem pendaftaran yaitu, sistem pendaftaran appoitment atau perjanjian dan sistem nonperjanjian., pendaftaran secara perjanjian dilakukan dengan via telfon atau pasien langsung datang ke rumah sakit minimal H-1 pengobatan. Dan ketika hari H pengobatan pasien bisa langsung pergi ke poliklinik yang dituju tanpa harus melakukan pendaftaran ulang. Dilakukannya sistem perjanjian agar memudahkan pasien dalam mendaftar karena tidak perlu melakukan antri ketika mendaftar dan juga dilakukannya sistem pendaftaran perjanjian ini karena mayoritas dokter di Rumah Sakit Santosa Bandung Center adalah dokter tidak tetap. Namun sistem pendaftaran secara perjanjian hanya berlaku untuk pasien umum atau pasien lama yang sudah pernah berobat di Rumah Sakit Santosa Bandung Center.
Alur pendaftaran pasien nonperjanjian yaitu, pasien pertama-tama datang ke Rumah Sakit Santosa Bandung Center kemudian mengambil nomor antrian terlebih dahulu ketika pertama datang untuk pasien lama kemudian antri menunggu pendaftaran, ketika nomor antriannya sudah dipanggil maka pasien akan mendaftarkan diri mereka dengan menyerahkan kartu berobat mereka, kartu ini diberikan secara gratis kepada pasien ketika mereka datang berobat untuk pertama kali, namun ketika kartu ini hilang maka akan dikenakan charge Rp 5000,00 untuk biaya penggantian kartu baru
8. Sistem dan Prosedur Pelayanan di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Untuk pasien yang mendaftar di  tempat pendaftaran pasien rawat inap hanya pasien yang dirujuk dari rumah sakit tipe B, pasien yang berasal dari Instalasi Gawat Darurat. Dengan membawa admission note pendaftar akan pergi ke ruangan pendaftaran rawat inap Rumah Sakit Santosa Bandung Center. Ditempat tersebut akan didaftarkan dan akan diberikan arahan oleh petugas untuk memilih ruangan perawatan yang cocok untuk pasien. Setelah mendaftarkan pasien maka pasien akan dibawa ke ruang perawatan.
Setelah selesai masa perawatan maka keluarga pasien atau yang mewakili harus menyelesaikan urusan administrasi pasien. Ruang billing rawat inap sendiri terpisah dengan ruangan pendaftaran rawat inap.
9. Sistem dan Prosedur pelayanan di Assembling
Sistem dan pelayanan Assembling di Rumah Sakit Santosa Bandung Center dilakukan oleh 1 orang petugas, beliau bertugas untuk mengecek kelengkapan dokumen rekam medis, jika tidak lengkap maka rekam medis tersebut dikembalikan ke petugas yang bersangkutan. Dan setelah rekam medis selesai di assembling kemudian akan diolah oleh petugas lainnya, setelah diolah maka akan dicek kembali dan dirakit sesuai standar SOP Rumah Sakit Santosa Bandung Center, setelah selesai dirakit kembali maka dokumen tersebut akan dikembalikan ke ruangan filling dan akan dimasukkan kembali ke rak aktif
10. Sistem dan Prosedur pelayanan di Koding atau indeksing
Dalam sistem pengkodingan Rumah Sakit Santosa Bandung Center dilakukan oleh 7 orang dengan distribusi untuk koding rawat inap, rawat jalan, BPJS. Coder di Rumah Sakit Santosa Bandung Center menggunakan aplikasi dan untuk coder BPJS menggunakan aplikasi INACBGs dari pemerintah, dan untuk coder rawat inap sendiri selain menggunakan aplikasi juga menggunakan ICD 10 untuk mencari diagnosa yang tidak ada didata base.
Dalam 1 hari coder rawat inap mengcoding  60 penyakit, dan untuk semua coder bertugas untuk mengkoding penyakit pada hari yang sama
11. Sistem dan Prosedur pelayanan di Analising atau Reporting
Untuk dibagian Analising dan Reporting  sendiri dilakukan oleh 1 orang, dan masih dilakukan secara manual karena belum dibuatnya sistem pelaporan di Rumah Sakit Santosa Bandung Center. Analising dan Reporting bertugas untuk melaporkan segala kegiatan yang terjadi di rumah sakit.
12. Sistem dan prosedur Pelayanan di Filling
Di Rumah Sakit Santosa Bandung Center ruang Filling terdiri dari 12 orang yang bertugas untuk mengatur pendistribusian rekam medis, di ruangan ini juga tempat dimana pembuatan dan perawatan rekam medis, untuk pendistribusian rekam medis sendiri sudah menggunakan sistem komputerirasi, dimana untuk keluar dan masuknya rekam medis harus terlebih dahulu di scan barcode hal ini bertujuan untuk memudahkan pengecekan kembali dokumen rekam medis apakah sudah kembali atau belum.
Di ruang filling juga sticker yang berisi identitas utama pasien dibuat, sticker ini memudahkan para medis utuk tidak menulis ulang identitas pasien, dan juga sticker ini berisi barcode yang merupakan nomor rekam medis pasien.

























BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pelaksanaan rekam medis di Rumah Sakit Santosa Bandung Center sudah menggunakan rekam medis secara elektronik, namun pelaksanaan rekam medis manual masih belum ditinggalkan.
Sistem identifikasi pasien di Rumah Sakit Santosa Bandung Center menggunakan nama asli pasien, untuk sistem penomoran pasien sendiri menggunakan sistem unit numbering system, penjajaran rekam medis dilakukan secara terminal digit filling, dan rekam medis di Rumah Sakit Santosa Bandung Center dilakukan secara sentralisasi, untuk sistem penyusutan sendiri dilakukan sesuai dengan peraturan DEPKES
Sistem rekam medis elektronik sudah dimulai sejak pendaftaran pasien dirumah sakit. Sistem pendaftaran sudah menggunakan sistem kartu yang mempunyai barcode yang merupakan nomor rekam medis pasien tersebut sehingga memudahkan dalam proses pendaftaran.
Sistem pendaftaran pasien di IGD dilakukan setelah pasien mendapatkan pertolongan, pendaftaran pasien bisa dilakukan oleh pendamping pasien namun jika tidak ada pendamping pasien maka akan dilakukan oleh petugas yang bertugas di tempat pendaftaran pasien gawat darurat. Untuk pendaftaran dan pembayaran administrasi pasien di IGD dilakukan pada 1 tempat yang sama.
Pendaftaran pasien rawat inap di  Rumah Sakit Santosa Bandung Center hanya boleh dilakukan untuk pasien yang berasal dari IGD Rumah Sakit Santosa Bandung Center atau pasien rujukan dari rumah sakit tipe B. Pasien yang akan mendaftar rawat inap harus membawa admission note dari dokter. Dan untuk tempat pendaftaran dan pembayaran rawat inap dilakukan di tempat yang berbeda
 Dan sistem pendaftaran pasien di rawat jalan Rumah Sakit Santosa Bandung Center terdiri dari 2 sistem yaitu sistem perjanjian via telfon dan nonperjanjian. Pendaftaran pasien dimulai dari pasien harus antri nomor urutan pendaftaran terlebih dahulu.
Untuk assembling dilakukan oleh 1 orang dan mengecek kelengkapan rekam medis pasien, untuk petugas koding dibedakan menjadi 3 bagian coder yaitu coder rawat inap, coder rawat jalan, coder BPJS, dan coder sudah menggunakan sistem dalam pengerjaan coding penyakit. Analising dan reporting dilakukan oleh 1 orang dan masih dilakukan secara manual. Untuk filling di Rumah Sakit Santosa Bandung Center bertugas untuk pembuatan rekam medis baru, pembuatan stiker identitas pasien, mengatur lalu lintas rekam medis menggunakan sistem.

B. Saran
Karena jumlah pasien yang setiap harinya sangat banyak di Rumah Sakit Santosa Bandung Center maka diperlukannya ruangan filling yang lebih luas lagi agar dapat menampung rekam medis pasien dan juga ruang filling harus ditingkatkan kembali keamanannya agar lebih terjaga rekam medis pasien.
Dan sebaiknya ruangan rekam medis dibuat lebih luas kembali dan lebih nyaman agar petugas rekam medis akan lebih nyaman dalam melaksanakan tugasnya.