Senin, 18 April 2016

cerpen jaman sma



DAN AKU  TETAP AKAN MENCINTAIMU SELAMANYA

CERPEN KARYA: KARINA UTAMI
KELAS: X1

            Pagi ini seperti biasa aku menunggunya ditribun GOR Ranggajati tepat 345 hari aku menunggunya,dan hari ini pula bertepatan dengan hari ulang tahunku, aku lebih memilih menghabiskan waktu disini sendirian ditemani kursi-kursi yang bisu yang memperhatikanku dengan tajamnya.hujan dan badai datang silih bernyanyian mengajak bertempur padaku untuk menghentikan ini semua,burung-burung yang selalu protes karna bosan melihatku terus berada disini,tapi aku tetap berdiri pada pendirianku,pendirianku untuk terus menunggunya kembali disini. Dia yang dulu telah lama pergi , aku yang masih dengan setianya metunggu disini di tribun awal kami bertemu selama  345 hari semenjak ia pergi.
            Hari ulang tahun yang seharusnya aku lewati dengan keluarga dan teman – teman dengan bahagiannya bagiku tiada artinya tanpa dia, dan karena tekatku maka aku menunggunya disini seperti biasanya dengan kue kesukaaan kami berdua yaitu rainbow cake. Rain bow cake yang cantik, yang sama percis dengan kue yang ia beri padaku pada saat aku ulang tahun dulu , dengan lilin yang sama dan semuanya serba sama, tapi yang berbeda adalah tanpa adanya kehadiran dia yang aku cinta.
            Banyak orang yang bilang kalau aku ini orang gila, aku selalu menunggu orang yang tak kunjung datang, aku selalu menunggu, tak perduli akan konsidi alam yang selalu ngajak ribut atau ketika kondisi badanku yang semakin lemah ini, hari demi hari badanku terus digerooti oleh si monster kecil yang mematikan dan ia juga yang menyebabkan orang yang aku tunggu sekarang pergi,karena ia tak bisa menerima diriku yang lemah seperti ini tapi aku tak mengerti dengan semua ini dan maka dengan sepenuhnya aku masih berdiri disini dengan tegar dan sendiri menunggu ia yang dulu aku sangat cinta dan begitupula sekarang.
            Reza... ya namanya Reza, Reza Ardian yang umurnya hanya terpaut 1 tahun lebih tua dariku, dia memiliki senyum yang amat manis dipadukan dengan lesung pipinya yang selalu menjadi obat ketika aku sedang sedih dan itu merupakan hal yang paling aku rindukan darinya,
            Reza selalu mewarnai hari-hariku dengan indah,tanpa sengaja aku bertemu dengannya ketika sama-sama berlomba pada acara English Debate Competition 3 tahun in, dan dari awal berpapasan dengan nya kau sudah mulai terpikat dan entah kenapa magnet yang dimiliki pria berkulit putih itu begitu kuat padaku , tak sedikitpun aku bisa memalingkan pikiranku selain padanya, dia yang bagiku begitu menarik.
            Selama beberapa bulan aku mencoba mempermak tubuhku agar terlihat menarik didepannya sehingga aku bukan menjadi diriku yang sebenarnya , banyak yang bilang aku berubah, berubah menjadi gak asik dan selalu sibuk dengan urusan kecantikan dibandingkan dengan teman-temanku sehingga wajar saja jika aku tak memiliki teman namun bagiku semua itu bukan masalah besar karena di otakku hanya tertulis namanya dan aku ingin sekali tampil sempurna dihadapannya.
            Entah sihir apa yang telah merajuki diriku ini, aku tak mengerti dengan apa yang tengah terjadi padaku,seolah semuanya berubah begitu cepat dan hadirnya yang tiba-tiba membuatku amat sangat bahagia ditengah kehidupanku yang seperti ini dan dengan vonis dokter bahwasannya dibadanku ini ada sebuah monster kecil yang siap merenggut nyawaku kapan saja , tapi setelah kehadiranya semua berubah menjadi indah dan berubah haluan tak seperti dahulu
            Aku menjadi riang gembira seakan aku lupa bahwasannya ada monster kecil yang selalu menggerogoti tubuhku ini.
            Usahaku untuk mendapatkannya ternyata tidak sia-sia, akhirnya dia menjadi milikku walaupun aku harus melewati berbagai macam rintangan untuk bersamanya. Akan selalu aku lakukan termasuk ikut mendaki gunung ciremai sesuai dengan hobinya itu, dengan segala jerih payah dan banyak mengobral janji pada dokter, papah, mamah, dan Ardila sahabatku bahwasannya aku akan baik-baik saja jika mendaki gunung walaupun dengan kondisiku yang seperti ini
            “Dista... jangan  ngaco deh kamu mau pake acara manjat gunung segala, gak inget dengan kondisi kamu?” omel Ardila, ya memang Ardila orangnya ssuper cerewet tapi aku tau dia selau perhatian padaku
            “duuuhhh nona Ardila, Im fine and still fine beside Reza” jawabku untuk meyakinkannya         
            Dan dengan setengah hatipun mereka pmengijinkanku untuk pergi mendaki gunung bersama Reza.
            Dan memang benar apa yang mereka khawatirkanpun terjadi, baru seperempat jalan aku sudah jatuh pingsan dan semuapun khawatir, akupun dibawa ke rumah sakit, Reza ketakutan setengah mati karena memang dia tidak tau tentang penyakitku ini.
            Hanya butuh waktu 3 jam untuk keluargaku bersama Ardila datang ke rumah sakit dimana aku dirawat.
            Kondisi rumah sakitpun amat sangat hening hanya suara mesin detak jantung an alat bantu pernafasan yang masih saja bernyanyi dengan riangnya menertawaiku yang masih saja belum sadarkan diri.
            Rezapun menarik tangan Ardilla dan mengajaknya keluar
            “ dil, kenapa sih si Dista? Dista sakit apa?” tanyanya dengan sangat khawatir.
            “Dia sakit tumor stadium 2 bodoh!!!” jawabnya dengan setengah teriak, aku mengerti kenapa Ardilla seperti itu , karena dia amat sayang kepadaku dan aku tau sebenarnya dia sama sekali tak setuju dengan hubunganku bersama Reza karena dia tau bahwasannya terlalu banyak kebohongan dan kepua-puraan dalam hubunganku ini, selama kami bersama tak sekalipun aku bercerita tentang monster kecil ini kepada Reza karena aku tau Reza akan pergi jika dia tau keadannku yang sebenarnya, dan akupun terus menurutinya,berpura-pura menjadi orang lain sampai-sampai sering sekali aku melalaikan tentang penyakitku ini.
            Dan semuanya pun menjadi amat begitu haning. Tiba-tiba air hujan terjun dari langit. Dengan setengah berlari Rezapun pergi dibawah payung hujan itu meninggalkan rumah sakit, meninggalkanku yang tengah sekarat karena ia tak mau menerima keadaanku yang seperti ini. Ia tak suka dengan seorang gadis yang penyakitan, dan ia pun pergi dan tak pernah kembali lagi semanjak itu sampai sekarang.
            Setalah keadaanku memulih aku coba mencarinya ke rumahnya namun hasilnya nihil, aku cari ke tempat dimana sering ia nongkrong tapi hasilnya juga nihil. Hasilnya terus nihil sampai sekarang, berjuta alasan mereka katakan untuk membohongiku kalau Reza itu tak ada,namun tetap setia aku mencarinya.menunggu ia pulang lagi. Aku menjadi sangat muak dengan semua ini.
            Reza, cowok yang aku suka, aku idamkan yang aku perjuangkan sampai mengorbankan nyawaku sendiri malah meninggalkanku tanpa sebuah alasan, bayangannya pun hilang entah kemana.
            Butuh waktu yang lama untuk aku belajar menerima semua ini, aku belajar kuat untuk bisa hidup tanpa Reza.
            Hidup tanpa reza seperti hidup digurun pasir sendirian. Aku mencoba teteap tegar dengan bantuan Ardella dan keluarga.
            Dan sampai titik ini.ketika hujan dan petir sedang merajut kasihnya dilangit. Aku putuskan untuk berhenti menunggunya pulang tepat 345 hari ini. Aku lelah, dan aku sadar bahwa keputusanku untuk menunggunya itu bodoh. Aku tak peduli dinginnya udara hari ini,aku terus menerobos hujan untuk pergi menemui orang yag memang seharusnya aku pejuagkan,karena dia benar-benar mencitaiku dan menerimaku apa adanya. Jatuh dipelukan Radit adalah obat bius yang mampu membuat aku lupa tentang Reza. Dan mulai saat ini aku putuskan untuk melupakannya,
            Awalnya memang sakit tapi kurasa ini yang terbaik karena memng Radit malaikat tuhan yang dikirimkan untukku dan aku akan akan tetap mencintainya selamanya untuk menebus semua dosaku yang telah menelantarkannya. Dan kisah tentang aku dan Reza selesai.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar