DAN
AKU TETAP AKAN MENCINTAIMU SELAMANYA
CERPEN
KARYA: KARINA UTAMI
KELAS:
X1
Pagi ini seperti biasa aku
menunggunya ditribun GOR Ranggajati tepat 345 hari aku menunggunya,dan hari ini
pula bertepatan dengan hari ulang tahunku, aku lebih memilih menghabiskan waktu
disini sendirian ditemani kursi-kursi yang bisu yang memperhatikanku dengan
tajamnya.hujan dan badai datang silih bernyanyian mengajak bertempur padaku
untuk menghentikan ini semua,burung-burung yang selalu protes karna bosan
melihatku terus berada disini,tapi aku tetap berdiri pada
pendirianku,pendirianku untuk terus menunggunya kembali disini. Dia yang dulu
telah lama pergi , aku yang masih dengan setianya metunggu disini di tribun
awal kami bertemu selama 345 hari
semenjak ia pergi.
Hari ulang tahun yang seharusnya aku
lewati dengan keluarga dan teman – teman dengan bahagiannya bagiku tiada
artinya tanpa dia, dan karena tekatku maka aku menunggunya disini seperti
biasanya dengan kue kesukaaan kami berdua yaitu rainbow cake. Rain bow cake
yang cantik, yang sama percis dengan kue yang ia beri padaku pada saat aku
ulang tahun dulu , dengan lilin yang sama dan semuanya serba sama, tapi yang
berbeda adalah tanpa adanya kehadiran dia yang aku cinta.
Banyak orang yang bilang kalau aku
ini orang gila, aku selalu menunggu orang yang tak kunjung datang, aku selalu
menunggu, tak perduli akan konsidi alam yang selalu ngajak ribut atau ketika
kondisi badanku yang semakin lemah ini, hari demi hari badanku terus digerooti
oleh si monster kecil yang mematikan dan ia juga yang menyebabkan orang yang
aku tunggu sekarang pergi,karena ia tak bisa menerima diriku yang lemah seperti
ini tapi aku tak mengerti dengan semua ini dan maka dengan sepenuhnya aku masih
berdiri disini dengan tegar dan sendiri menunggu ia yang dulu aku sangat cinta
dan begitupula sekarang.
Reza... ya namanya Reza, Reza Ardian
yang umurnya hanya terpaut 1 tahun lebih tua dariku, dia memiliki senyum yang amat
manis dipadukan dengan lesung pipinya yang selalu menjadi obat ketika aku
sedang sedih dan itu merupakan hal yang paling aku rindukan darinya,
Reza selalu mewarnai hari-hariku
dengan indah,tanpa sengaja aku bertemu dengannya ketika sama-sama berlomba pada
acara English Debate Competition 3 tahun in, dan dari awal berpapasan dengan
nya kau sudah mulai terpikat dan entah kenapa magnet yang dimiliki pria
berkulit putih itu begitu kuat padaku , tak sedikitpun aku bisa memalingkan
pikiranku selain padanya, dia yang bagiku begitu menarik.
Selama
beberapa bulan aku mencoba mempermak tubuhku agar terlihat menarik didepannya
sehingga aku bukan menjadi diriku yang sebenarnya , banyak yang bilang aku
berubah, berubah menjadi gak asik dan selalu sibuk dengan urusan kecantikan
dibandingkan dengan teman-temanku sehingga wajar saja jika aku tak memiliki
teman namun bagiku semua itu bukan masalah besar karena di otakku hanya
tertulis namanya dan aku ingin sekali tampil sempurna dihadapannya.
Entah sihir apa yang telah merajuki
diriku ini, aku tak mengerti dengan apa yang tengah terjadi padaku,seolah
semuanya berubah begitu cepat dan hadirnya yang tiba-tiba membuatku amat sangat
bahagia ditengah kehidupanku yang seperti ini dan dengan vonis dokter
bahwasannya dibadanku ini ada sebuah monster kecil yang siap merenggut nyawaku
kapan saja , tapi setelah kehadiranya semua berubah menjadi indah dan berubah
haluan tak seperti dahulu
Aku menjadi riang gembira seakan aku
lupa bahwasannya ada monster kecil yang selalu menggerogoti tubuhku ini.
Usahaku untuk mendapatkannya
ternyata tidak sia-sia, akhirnya dia menjadi milikku walaupun aku harus
melewati berbagai macam rintangan untuk bersamanya. Akan selalu aku lakukan
termasuk ikut mendaki gunung ciremai sesuai dengan hobinya itu, dengan segala
jerih payah dan banyak mengobral janji pada dokter, papah, mamah, dan Ardila
sahabatku bahwasannya aku akan baik-baik saja jika mendaki gunung walaupun
dengan kondisiku yang seperti ini
“Dista... jangan ngaco deh kamu mau pake acara manjat gunung
segala, gak inget dengan kondisi kamu?” omel Ardila, ya memang Ardila orangnya
ssuper cerewet tapi aku tau dia selau perhatian padaku
“duuuhhh nona Ardila, Im fine and
still fine beside Reza” jawabku untuk meyakinkannya
Dan dengan setengah hatipun mereka
pmengijinkanku untuk pergi mendaki gunung bersama Reza.
Dan memang benar apa yang mereka
khawatirkanpun terjadi, baru seperempat jalan aku sudah jatuh pingsan dan
semuapun khawatir, akupun dibawa ke rumah sakit, Reza ketakutan setengah mati
karena memang dia tidak tau tentang penyakitku ini.
Hanya butuh waktu 3 jam untuk
keluargaku bersama Ardila datang ke rumah sakit dimana aku dirawat.
Kondisi rumah sakitpun amat sangat
hening hanya suara mesin detak jantung an alat bantu pernafasan yang masih saja
bernyanyi dengan riangnya menertawaiku yang masih saja belum sadarkan diri.
Rezapun menarik tangan Ardilla dan
mengajaknya keluar
“ dil, kenapa sih si Dista? Dista
sakit apa?” tanyanya dengan sangat khawatir.
“Dia sakit tumor stadium 2 bodoh!!!”
jawabnya dengan setengah teriak, aku mengerti kenapa Ardilla seperti itu ,
karena dia amat sayang kepadaku dan aku tau sebenarnya dia sama sekali tak
setuju dengan hubunganku bersama Reza karena dia tau bahwasannya terlalu banyak
kebohongan dan kepua-puraan dalam hubunganku ini, selama kami bersama tak
sekalipun aku bercerita tentang monster kecil ini kepada Reza karena aku tau
Reza akan pergi jika dia tau keadannku yang sebenarnya, dan akupun terus
menurutinya,berpura-pura menjadi orang lain sampai-sampai sering sekali aku
melalaikan tentang penyakitku ini.
Dan semuanya pun menjadi amat begitu
haning. Tiba-tiba air hujan terjun dari langit. Dengan setengah berlari Rezapun
pergi dibawah payung hujan itu meninggalkan rumah sakit, meninggalkanku yang
tengah sekarat karena ia tak mau menerima keadaanku yang seperti ini. Ia tak
suka dengan seorang gadis yang penyakitan, dan ia pun pergi dan tak pernah
kembali lagi semanjak itu sampai sekarang.
Setalah keadaanku memulih aku coba
mencarinya ke rumahnya namun hasilnya nihil, aku cari ke tempat dimana sering
ia nongkrong tapi hasilnya juga nihil. Hasilnya terus nihil sampai sekarang,
berjuta alasan mereka katakan untuk membohongiku kalau Reza itu tak ada,namun
tetap setia aku mencarinya.menunggu ia pulang lagi. Aku menjadi sangat muak
dengan semua ini.
Reza, cowok yang aku suka, aku
idamkan yang aku perjuangkan sampai mengorbankan nyawaku sendiri malah
meninggalkanku tanpa sebuah alasan, bayangannya pun hilang entah kemana.
Butuh waktu yang lama untuk aku
belajar menerima semua ini, aku belajar kuat untuk bisa hidup tanpa Reza.
Hidup tanpa reza seperti hidup
digurun pasir sendirian. Aku mencoba teteap tegar dengan bantuan Ardella dan keluarga.
Dan sampai titik ini.ketika hujan
dan petir sedang merajut kasihnya dilangit. Aku putuskan untuk berhenti
menunggunya pulang tepat 345 hari ini. Aku lelah, dan aku sadar bahwa
keputusanku untuk menunggunya itu bodoh. Aku tak peduli dinginnya udara hari
ini,aku terus menerobos hujan untuk pergi menemui orang yag memang seharusnya
aku pejuagkan,karena dia benar-benar mencitaiku dan menerimaku apa adanya.
Jatuh dipelukan Radit adalah obat bius yang mampu membuat aku lupa tentang
Reza. Dan mulai saat ini aku putuskan untuk melupakannya,
Awalnya memang sakit tapi kurasa ini
yang terbaik karena memng Radit malaikat tuhan yang dikirimkan untukku dan aku
akan akan tetap mencintainya selamanya untuk menebus semua dosaku yang telah
menelantarkannya. Dan kisah tentang aku dan Reza selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar